Belakangan ini, nama Dahlan Iskan memang kerap menjadi pembicaraan. Aksi-aksi ‘tak terduganya’, seperti menyopiri Wamen sesaat setelah dilantik menjadi Menteri BUMN, naik ojek saat ikut rapat kabinet, makan soto di pinggir jalan, atau membanting kursi di loket gerbang tol Semanggi, telah menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama Jakarta.
Dahlan Iskan memang bukan orang biasa. Saat ini, ia menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 19 Oktober 2011 lalu. Meski menjabat sebagai menteri, bukan berarti Dahlan tidak bisa ‘merakyat’.
Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah melihat aksi-aksi tak terduga Dahlan. Sebagian besar mungkin salut dengan aksi-aksinya itu, namun sebagian lain bisa jadi bertanya-tanya, “Apakah aksi Dahlan ini benar adanya atau sesuatu yang dibuat-buat?”
Pertanyaan seperti itulah yang coba dijawab Agung Pamujo dalam bukunya [Seandainya] Dahlan Iskan [Jadi] Presiden. Agung sendiri merupakan mantan bawahan Dahlan Iskan saat menjadi wartawan di Jawa Pos.
Melalui buku terbitan Kawan Pustaka ini, Agung mencoba memberi perbandingan antara gaya Dahlan Iskan saat ini dengan gayanya saat ia masih memimpin Jawa Pos. Dengan segenap pengalaman yang pernah Agung alami, tentunya bisa memberikan gambaran tentang bagaimana seorang Dahlan Iskan di masa lalu dan sekarang sebagai pemimpin bagi bawahannya. Buku ini memberikan pandangan dan penilaian bagi Anda tentang sosok menteri yang fenomenal ini.