[Jakarta] Mari jadikanlah membaca sebagai sebuah gaya hidup dan membudaya kepada seuruh lapisan masyarakat. Hal itu diungkapkan Gubernur Fauzi Bowo pada Pembukaan Pesta Buku Jakarta 2009 Sabtu (27/6) di Istora Senayan Jakarta.
Banyak masyarakat kita yang menjadikan café sebagai gaya hidup. Kini, kenapa tidak membaca dijadikan sebagai gaya hidup juga. Harapan inilah yang ditorehkan dengan adanya Pesta Buku Jakarta 2009.
“Untuk menjadikan buku sebagai gaya hidup yang diterima masyarakat tentunya sangat berkaitan dengan harganya yang bervariatif. Oleh karena itu, saya sangat mendukung kalau harga buku relatif murah agar mudah dijangkau,” tuturnya.
Karena itu, diharapkan acara Pesta buku Jakarta 2009 dapat memberikan harapan-harapan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan membaca dan meningkatkan minat baca masyarakat, tambahnya.
Dari data temuan UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos.
Oleh karena itu, IKAPI merasa perlu melakukan kampanye pentingnya buku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu tindakan konkritnya, pada pembukaan Pesta buku Jakarta 2009, IKAPI dan Fauzi Bowo menghibahkan 150 buku sebagai simbolisasi peduli gerakan membaca.
Ketua IKAPI mengatakan, dengan mengusung tema Book Is My Lifestlye penyelenggaraan 19 tahun Pesta Buku Jakarta 2009 menggagas sebuah upaya menjadikan buku sebagai gaya hidup masyarakat Indonesia. Dengan buku menjadi gaya hidup, maka masyarakat menjadi akrab dan tidak berjarak dengan buku.
Pada kesempatan ini, hadir pula Cinta Laura sebagai publik figure yang peduli dengan buku. Baginya, ia prihatin dengan generasi sekarang yang tidak peduli buku. Karena membaca baginya adalah sebuah kegemaran. Dengan itu, Cinta bisa lebih berkembang wawasannya.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Agromedia sebagai salah satu partisipan memberikan penawaran buku-buku bervariasi dengan harga-harga yang miring.
Fauzi Bowo mengatakan, ia tertarik dengan buku Young On Top karena kajiannya menarik, bahasanya sederhana dan mudah diterima oleh semua orang. Suatu hari ia diberikan buku oleh salah satu kerabatnya, namun hilang dikantor.
“Saya terkejut sekaligus senang, berarti ada kemajuan dalam membaca,” tuturnya disambut dengan ledakan tawa seisi ruangan.