Semen merupakan material perekat untuk kerikil, pasir, batubata, dan materi sejenis lainnya. Begitu pentingnya semen, sehingga nyaris tidak ada bangunan yang bebas dari penggunaan semen. Bahkan, semen telah digunakan sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih bisa kita lihat. Awalnya, semen terbentuk dari penggilingan beberapa material, seperti batu kapur, tanah liat, pasir silika, pasir besi, sehingga membentuk klinker. Ditambah sejumlah gypsum dan mineral lainnya, maka terbentuklah semen. Semen tersebut dapat bekerja sebagai perekat jika ditambah air.
Meskipun semen telah banyak dikenal dan masuk ke hampir semua segmen aplikasi pekerjaan konstruksi, tetapi di lapangan masih sering dijumpai kesalahan, terutama masalah aplikasi dan inefisiensi penggunaannya. Pemahaman mengenai karakteristik material bahan bangunan, termasuk semen, sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang optimal, baik dari segi kualitas, daya tahan, maupun biaya (ekonomis). Dewasa ini, industri semen telah memproduksi tipe-tipe semen yang berbeda, tetapi yang paling banyak dijumpai di pasaran dalam kemasan kantong adalah semen untuk keperluan aplikasi umum, yaitu semen tipe I dan Portland Cement Composite (PCC).
Perbedaan masing-masing tipe semen dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap karakteristik campuran, baik dalam keadaan segar maupun setelah terjadi pengerasan. Karakteristik campuran beton atau mortar misalnya, sangat tergantung pada komposisi campuran dan karakteristik masing-masing bahan penyusunnya. Selain itu, factor-faktor dilapangan, seperti persiapan material, proses pencampuran, pengangkutan dan penuangan, serta perawatan beton atau adukan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas campuran yang dihasilkan. Buku “Semen; Jenis dan Aplikasinya” karya Syarif Hidayat membahas secara singkat mengenai jenis dan karakteristik semen, aplikasi di lapangan, dan permasalahan yang sering terjadi di lapangan.
Dengan hadirnya buku terbitan Kawan Pustaka ini, diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai penggunaan semen dan meminimalkan kesalahan dalam aplikasinya di lapangan.