Kisah Inspiratif dari Meidivera—Survivor Kanker Kelenjar Getah Bening

meidivera dalam

Mataku mulai berkaca-kaca dan aku pun terdiam. Semua yang dikatakan oleh dokter itu memberi bayangan bahwa hari-hariku tidak akan lama lagi, aku segera membayangkan akan meninggalkan anak-anak terutama bayi yang baru aku lahirkan, suami, keluarga besar, dan teman-temanku.” ~Meidivera dalam Rainbow After Cancer~

meidivera dalam

Mataku mulai berkaca-kaca dan aku pun terdiam. Semua yang dikatakan oleh dokter itu memberi bayangan bahwa hari-hariku tidak akan lama lagi, aku segera membayangkan akan meninggalkan anak-anak terutama bayi yang baru aku lahirkan, suami, keluarga besar, dan teman-temanku.” ~Meidivera dalam Rainbow After Cancer~

Itulah yang Meidivera rasakan saat dokter mengatakan bahwa dirinya mengidap Lymphoma non-hodgkin cancer dengan type B cell atau kanker darah stadium 2B. Pola makan yang tidak sehat, stres, kurang tidur dan istirahat, serta pola hidup yang tidak teratur memicu timbulnya kanker dalam tubuh Meidivera.

Ada 100 lebih jenis kanker dan masing-masing memiliki tipe yang berbeda. Dan, kanker limfoma non-hodgkin adalah salah satu kasus kanker yang sering terjadi.

Pada kasus Meidivera, benjolan massa yang terdapat antara paru-paru dan jantungnya dalam sebulan bertumbuh hingga mencapai 2 cm lebih besar dari sebelumnya. Itu artinya, pertumbuhan kanker tersebut cepat atau progresif.

Dokter yang menangani Meidivera pun menyarankannya untuk kemoterapi. Meski kemoterapi adalah hal yang sangat dihindarinya, akhirnya ia pun luluh setelah mendengar penjelasan dokter tentang kesempatan dan harapan terbebas dari kanker.

“Satu hal yang membesarkan hati dan keyakinanku untuk menerima kemoterapi ini adalah kanker dengan jenis limfoma atau kanker darah bereaksi positif dengan kemoterapi dan hal ini memang terbukti dengan penelitian-penelitian secara klinis,” kata Meidivera.

Yup, memang tidak semua jenis kanker bereaksi positif oleh kemoterapi. Dengan pertimbangan itu pula akhirnya Meidivera menjalankan 8x kemoterapi demi kesembuhannya.

Dari banyak buku yang ia baca selama masa penyembuhan, memberikan kesimpulan bahwa sebenarnya semua manusia pasti mampu bertahan dengan kanker, seberapa pun tingkat keganasannya. Tuhan menciptakan tubuh manusia dalam kondisi yang sangat canggih. Sistem ini akan mendeteksi keganjilan dan mampu bekerja secara sistematis  untuk memperbaiki keadaan sampai membaik.

Di beberapa orang yang mengalami stres berlebihan, saat itu jumlah sel-sel kanker dalam tubuhnya akan meningkat. Namun, saat stres hilang dan merasa lebih baik, sel-sel kanker yang tadinya meningkat akan menghilang dengan sendirinya tanpa bantuan medis.

Selain itu, tentunya hal lain juga memengaruhi tingkat kesembuhan seseorang. Semangat, dukungan keluarga dan orang-orang terkasih, doa, dan perubahan pola hidup adalah beberapa di antaranya.

Yuk, kita dukung para survivor kanker agar mereka tetap tegar dan mampu melewati segalanya dengan ikhlas, penuh semangat, dan keyakinan.

#WorldCancerDay2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kawan Pustaka | Penerbit Buku